Makalah Usaha Memperbaiki Kualitas Mengajar Guru Melalui Perbaikan Kualitas Kompetensi Kepribadian Guru



MAKALAH
Ilmu PENDIDIKAN
“Usaha memperbaiki kualitas mengajar yang mendidik guru melalui perbaikan kualitas kompetensi kepribadian guru”






Oleh:
Destari Setyorini 14804244008
Jesika Amanda 14804244009
Nur Latifah Indriyani 14804244010
Rizka Fitri P 14804244011
Mohammad Sugiharto 14804244012
Anastasya Zeniko Tridira 14804244013
Cinde Sekarini 14804244014
Ilham Akbar Ciputra 14804244015
Wiqoyatul Hikmah 14804244016
Pertus 14804244017

Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negri Yogyakarta
2014
 


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Usaha memperbaiki kualitas mengajar yang mendidik guru melalui perbaikan kualitas kompetensi kepribadian guru Tujuan penulisan makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dan memberikan wawasan kepada penulis maupun pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
  1. Rekan-rekan satu kelompok
  2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
  3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Alhamdulillah saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

                                                                                    Yogyakarta, 24 September 2014




 





Daftar isi
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................3
            Latar Belakang...............................................................................................4
            Rumusan Masalah..........................................................................................3
Tujuan Penulisan............................................................................................3
Metode Penulisan...........................................................................................4
Sistematika Penulisan.....................................................................................4
Bab II Pembahasan.....................................................................................................5
            Pengertian Guru dan Kepribadian guru..........................................................5
            Perkembangan Kepribadian Guru...................................................................7
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh guru................................8
Bab III Penutup...........................................................................................................11
            Kesimpulan.......................................................................................................11
Saran.................................................................................................................11
Daftar Pustaka..............................................................................................................12
           



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Penyebab rendahnya moral/ahlak generasi saat ini
Salah satunya adalah adanya pengaruh negatif dari adanya globalisasi  terutama beredarnya cidi –cidi porno dan majalah yang memuat berita  atau ceritra yang tidak memberikan pesan-pesan moral untuk generasi muda,serta kurangnya perhatian guru terhadap siawanya.  Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu pengetahuan tersebut, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi pada perolehan angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan.
Setiap orang yang pernah sekolah, pastilah berhubungan dengan guru dan mempunyai gambaran tentang kepribadian guru. Walaupun gambaran tentang guru tidak lengkap dan mungkin tidak benar seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru.
Guru adalah salah satu pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Ditangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius. Melalui sepuhannyalah, lahir generasi-generasi unggul. Maka dari itu, didalam makalah ini akan dibahas tentang kepribadian guru.
B.   Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan guru dan kepribadian guru ?
2.    Apa upaya yang bisa di lakukan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan?
3.    Bagaimana perkembangan kepribadian guru ?
C.   Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah sebagai berikut:
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
2.    Untuk mengetahui pengertian guru dan kepribadian guru.
3.    Untuk mengetahui upaya – upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4.    Untuk mengetahui perkembangan kepribadian guru.
D.  Metode Penulisan
            Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan melalui jalur internet.
E.   Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
b.      Rumusan Masalah
c.       Tujuan Penulisan
d.      Metode Penulisan
e.       Sistematika Penulisan
BAB II  PEMBAHASAN
a.    Pengertian Guru dan Kepribadian Guru
b.    Perkembangan Kepribadian Guru
c.    Ciri-ciri Stereotip Guru
d.    Ketegangan dalam Profesi Keguruan
BAB III  PENUTUP
a.    Kesimpulan
b.    Saran
DAFTAR PUSTAKA













BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru dan Kepribadian Guru
() Pengertian Guru
Menurut kamus besar bahasa Indonesia guru adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut Teacher. Semua memiliki arti yang sederhana yakni "A Person Occupation is Teaching Other" artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Sedangkan arti secara umumnya, guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan di jalur sekolah (formal) atau pendidikan non formal. Dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
() Kepribadian Guru
Ada beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli, diantaranya:
a)    Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu.
b)   Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
Seorang guru memiliki sikap yang dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Kepribadian menurut “Zakiah Darajat” disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut.


Guru hendaknya memiliki kepribadian, yaitu diantaranya:
1.    Kepribadian yang mantap dan stabil:
·         Bertindak sesuai dengan norma hukum
·         Bertindak sesuai dengan norma sosial
·         Memiliki konsisten dalam bertindak
2.    Kepribadian berakhlak mulia:
·         Berakhlak mulia dan menjadi teladan
·         Memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik
3.    Kepribadian yang dewasa:
·         Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
·         Memiliki etos kerja sebagai guru
4.    Kepribadian yang arif:
·         Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat
·         Menunjukkan dalam berfikir dan bertindak
5.    Kepribadian yang berwibawa:
·         Memiliki perilaku yang bersifat positif terhadap peserta didik
·         Memiliki perilaku yang disegani
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat mengangkat kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan.
Guru yang demikian niscaya akan selalu memberikan pengarahan kepada anak didiknya untuk berjiwa baik juga. Dalam menggerakkan murid, guru juga dianggap sebagai partner yang siap melayani, membimbing dan mengarahkan muridnya. Djamarah dalam bukunya “Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif” menggambarkan bahwa: Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan”.
Kemuliaan hati seorang guru diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara nyata dapat berbagi dengan anak didiknya. Guru tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin mengembangkan sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas, marah-marah dan berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap anak didiknya.
Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-benar dituntut, seperti hadits Nabi: ”Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas,” artinya sebaik-baiknya manusia adalah yang paling besar memberikan manfaat bagi orang lain (Al Hadits).


B. Perkembangan Kepribadian Guru
Kepribadian sesungguhnya adalah sesuatu yang abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, caranya bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi persoalan atau masalah.
Ada 3 faktor yang menentukandalam perkembangan kepribadian :
1.      Faktor bawaan
Unsur ini terdiri dari bawaan genetic yang menetukan diri fisik primer (warnamata, kulit) selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan dan penyesuaian diri.
2.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/budaya seperti teman, guru, dan lain-lain. Dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian.
3.      Interaksi bawaan dan lingkungan
Interaksi yang terus-mene rus antara bawaan dan lingkungan menyebabkan timbulnya perasaan dalam diri seseorang.
Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kelakuan seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial.
Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan lain dari kepribadian. Guru adalah orang pertama sesudah orang tua, yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik. Jika tingkah laku atau akhlak guru tidak baik, maka umunya akhlak-akhlak anak didik akan rusak, karena anak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang dikaguminya. Atau dapat juga menyebabkan anak didik gelisah, cemas atau terganggu jiwa karena menemukan contoh yang berbeda atau berlawanan dengan contoh yang selama ini didapatnya di sekolah.
Menurut Athiyah Al-Abrosy bahwasannya sifat-sifat yang seyogyanya dimiliki seorang guru:
1.      Hubungan guru dengan murid harus baik.
  1. Guru harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.
  2. Guru harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.
  3. Guru wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.
  4. Guru wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.
  5. Guru wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.
  6. Guru harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.
  7. Guru harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya.
  8. Guru harus punya niat yang tetap.
  9. Guru harus sehat jasmaninya.
  10. Guru harus punya pribadi yang mantap.
Dalam situasi kelas, guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya sebagai anaknya. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak guru dan ibu guru. Berkat kedudukannya, maka guru di dewasakan atau di tuakan, sekalipun menurut usia yang sebenarnya belum pantas menjadi orang tua.
Dalam menjalankan peranannya sebagai guru, ia lambat laun membentuk kepribadiannya. Ia diperlakukan oleh lingkungan sosialnya sebagai guru dan ia bereaksi sebagai guru pula. Jadi ia menjadi guru karena diperlakukan dan belaku sebagai guru.
Kedudukannya sebagai guru, akan membatasi kebebasannya serta dapat membatasi pergaulannya. Seorang guru tidak akan diajak melakukan kegiatan yang rasanya kurang layak bagi guru, tetapi seorang guru akan mencari pergaulannya terutama dari kalangan guru yang sependirian dengannya.

C. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh guru
Mutu pendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang menentukan martabat atau kemajuan suatu bangsa. Seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di antara negara-negara di dunia, dengan mencermati mutu pendidikan suatu bangsa/negara.


1.      Peningkatan kualitas guru
Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Agar dapat terlaksana dengan baik guru harus profesional dalam mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:
a.      Mengikuti Penataran
Semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang masing-masing. Dengan tujuan mempertinggi mutu petugas dengan profesinya, meningkatkan efisiensi kerja, keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.
b.      Mengikuti kursus keahlian pendidikan
Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris, computer serta wawasan umum lainya.
c.       Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif)
Tujuan seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah maupun pendidikan yang ada di sekolah-sekolah. Dan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.
2.      Peningkatan Materi
Peningkatan materi perlu sekali karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan tentu akan menambah luas pengetahuan dan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang diperoleh dengan baik dan benar. Pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum, pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran.

3.      Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode adalah alat untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran dan salah satu indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan. Yang dimaksusd dalam peningkatan dan pemakaian metode bukanlah menciptakan atau membuat metode baru melaikan bagaimana menerapkan dan menggunakannya sesuai dengan materi yang akan disajikan, sehingga mampu menghasilkan yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Hal yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam menggunakan metode:
a)      Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab maupun diskusi antar siswa.
b)     Tidak hanya terikat dalam satu alternatif saja, namun bisa menggunakan alternatif lain, misalnya jika salah satu metode kurang efisien dapat menggunakan alternatif metode yang lain agar lebih efisien.
4.      Peningkatan Sarana
Sarana adalah salah satu penunjang yang digunakan dalam meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja, kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Adapun sarana yang secara langsung tidak menunjang proses pembelajaran seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah.
5.      Peningkatan Kualitas Belajar
Dalam sebuah proses belajar mengajar kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala yang harus diatasi dengan usaha sebagai berikut:
1)      Memberi rangsangan
Meningkatkan minat belajar seseorang harus berhubungan dengan perasaan, sehingga minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan menvariasikan setiap metode yang dipakai.
2)      Memberikan motivasi
Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew, sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik. Motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa memberikan penghargaan, memberikan hukuman, mengadakan pompetisi dan lomba.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu pesroalan.
Ciri-ciri stereotip guru, yaitu:
1.      Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel
2.      Guru pandai menahan diri
3.      Guru cenderung untuk menjauhkan diri untuk bergaul dengan orang lain
4.      Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya.
5.      Guru cenderung bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi
6.      Guru pada umumnya tidak di dorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru
7.      Guru menunjukan kesediaan untuk berbakti dan berjasa
8.      Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan
Guru juga harus mampu memiliki upaya-upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan
khususnya di sekolah maupun dalam diri guru itu sendiri, dengan cara meningkatkan kualitas guru, peningkatan materi, peningkatan dalam pemakaian metode-metode pembelajaran, peningkatan sarana pembelajaran, peningkatan kualitas belajar.
B.     Saran
Sebagai seorang pendidik, harus mampu menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap peserta didik. Sosok pribadi seorang guru, harus menjadi contoh bagi para peserta didiknya.










DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Hary. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Nasution. 2004.
(diakses 20 September 2014)
(diakses 20 September 2014)
(diakses 20 September 2014)
(diakses 21 September 2014)



 
PERHATIAN  !!
TIDAK UNTUK DI COPAS , HANYA UNTUK REFRENSI !!
BIASAKAN JANGAN JADI PLAGIAT !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA DAN DI DUNIA

MAKALAH KOPERASI SEKOLAH

MAKALAH AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG